Abis peputeran, menunaikan misi (hayah!)... dengan hasil kurang memuaskan!!! (bukan... ini bukan misi mencari laki untuk indehoy or so....!!!)
Belanja titipan orang, ga kerasa, rada ngerasa puyeng juga...
Ternyata emang dari pagi belom makan apa-apa.
Sambil nungguin cumi bakar, (iyaaaahhhh...genduuuudddd!!!! *hiks*)
Sms-an... ( di saat orang2 di Peradaban sana udah udah sibuk dengan BB-nya... saya juga iyah... tentu BB buat saya maksudnya adalah Bau Badan *garing*)
Cobain kontak salah seorang temen, nomernya yang bejibun itu ga ada satupun yang aktif.
Hmmm...
Terakhir kontak, waktu jaman2 valentine kapan bulan itu.
Masih biasa-biasa ajah... dia sedang indehoy, katanya ngerayain Val's day di Ibukota... (apaan sih itu???? *sinis*)
Dengan BF-nya, tentu saja.
Waktu kemaren ga bisa nyambung, curigesyen dunx...
Apa tu orang sedang cruising, or even honeymoon???
Setelah konfirmasi, dengan agen-agen cong yang tersebar di penjuru kota (*pret!!!*).
Ternyata bo'...
Tu orang ga ke mana-mana, cuma...
He's TURNING straight...
Whaaaaaaatttt????
Bikin frustrasi dan depresi deh... langsung ajah, robek baju...berlari sekencengnya... air mata bercucuran... hujan pun turun dengan derasnya... teriak ngondek, "TIDAAAAAKKKKK"!!!! hihihih....(*kaleeeeeee....*)
Gak kaget sih... cuma, ...
Oh, gitu ya?????
Konon, sekarang dia juga mulai "menjajaki" hubungan dengan cewek.
Hmmm...
Does it really happen?
Could we change our sexual preference just like a finger-snapping?
Like,... "Today I'm a gay..."
Then in the next morning...
"Okay,...I'm straight now... lets hunt for a chick or some... I'm so horneeeyyyy and, damn..., find me Ms.V!!!"....hiihihhih...
Then I think...
Just like what i'd read few times ago... di sini.
If being a gay was a choice...
"When exactly did they choose to be a heterosexual?"
Sedikit, kilas balik niy...
Pernah, duluuuuuuu... waktu masih dalam masa-masa "perjuangan" (baca = discomfort with my gayness).
Saya pun ikutan gabung satu milis... yang, anggotanya adalah para "mantan" cong (yang lebih nyaman menyebut cong/gay dengan istilah SSA a.k.a Same S*x Attraction)...atau cong yang sedang dalam masa "perubahan" or at least... have a thought for changing his sexual preference... tentu saja, menjadi "normal (or so!)".
Waktu itu, sedikit banyak, yang saya dapat adalah... tentang pengorbanan.
Adalah sebuah pengorbanan, demi mendapatkan "sesuatu" yang diyakini akan mendatangkan "kebahagiaan yang sesungguhnya" pada akhirnya.
Mungkin kalo saya sebutkan "pengorbanan"... para member milis tersebut akan protes...
tapi, saya tidak bisa menemukan padanan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan.
Menekan "keinginan" yang timbul setiap melihat makhluk indah berwujud pria, alih-alih bertindak "bitchy"... mengerahkan gaydar hingga ke tingkat paling optimal (*ngomong opo toh!!!*)... beri sedikit isyarat... and so on, hingga usai sebuah "hasrat". (Itu kasarannya loh ya.... kalo saya? boro-boro kasih isyarat.... huwaaaaaa....!!!! *coward*)
Berusaha mencari pemahaman, bahwa yang dirasakan adalah sebuah "kesalahan"... entah hasil perbuatan siapa.
Atau setidaknya sebuah "cobaan".
Akhirnya, bila benak dan jiwa sudah meyakini "kesalahan" itu... hingga timbul semangat untuk "berubah" ke arah yang "benar".
Atau, sedikitnya, menjauhi "kesalahan" dan "cobaan" itu.
Beberapa anggota bahkan akhirnya "sukses" dan menemukan pendamping hidup (perempuan pastinya).
Hingga seringkali, dianggap sebagai panutan dengan "succes story"-nya.
Yah,... dulu saya sedikit tertarik dengan "kemungkinan" lepas dari "kutukan" ini.
Impian suatu hari, menemukan istri dari surga, membina rumah tangga, berkembang biak dan beranak pinak...
Tuntaskan tugas Bapak-Ibu saya mendidik anak satu ini.
And finally, hapily ever after for everyone.
A conventional happiness.
Tapi, perjalanan waktu menggoyahkan niat saya untuk menjadi orang "normal".
Dan hasilnya... ya seperti sekarang ini.
Cong satu yang (pernah!) ngegym tiap hari demi dapetin body-shape yang "to die for".
Yang pernah binal dengan petualangan ONS di tempat-tempat yang tak terduga...hihihih
Yang lalu, jatuh cinta... dan terluka...
Hingga akhirnya, menjauh (sebentar!) dari peradaban dengan misi "mulia, dan melakukan hibernasi dari segala semua itu.... dan menumpuk lemak...gyaaaaaa!!!!
Tidak bermaksud menyalahkan apa yang temen saya lakukan, toh itu hidupnya juga...
Hanya, kalo saya pribadi, berpikir...
Menjadi cong yang "memilih kembali"... terlalu berisiko... dengan taruhan yang begitu besar...
Karena, menjadi gay tidak pernah menjadi sebuah pilihan buat saya.
Bisa aja sih, saya lalu mengatakan cinta pada seorang wanita... kandidatnya juga udah ada... itu tuh... temen cewek seprofesi yang ga mudheng-mudheng itu... sampe sekarang... masih juga suka "perhatian" sama saya... (ironis yah!!!).
Lalu menikah...
Udah sampe situ doang....
Bikin anaknya??? Mau gak pake proses bayi tabung ajah...hihihihihhi
Emang sih, terlalu picik kalo rumah tangga hanya dinilai dengan s*x ajah, since there are so many things involved...
But, no one can deny that "it's" one of the HUGHEST thing in a marriage.
I could choose to live a "lie" by pretending that I was a straight person.
But, who am I lying to?
Beside...
Yes, maybe I cud make everyone happy by "turning" straight.
My parents wud be so glad to know that their duty have finished on me.
My wife wud be flying so high to have a husband like me... (woooohhhoooo... plakkk!!!.... sadar euyyyy!!!!).
But, what about me???
Yes, I cud pretend as well... to be as happy as them.
But... WILL I...be (really) happy???
Since, until now... my happines in my dreams wud be, meeting my prince...soooo not a princess.
The one who love me as what i really am.
Someone... whom I can steal a kiss or two from.
Just, someone...to watch over me... (*mulai menye-menye degh!*)
Buktinya, kemaren waktu ngurus administrasi di Ibukota Kabupaten yang ga berlistrik itu...
Waktu sanyo (ooopsss...merk!) gak nyala, jadi kudu nimba air...
Di bibir sumur... mendendang... "Someday...my prince will come..." , berasa Puteri Salju ajah... xixixixix (kalo ga mudheng, nonton dulu kartun "Snow White and Seven Dwarfs" keluaran Disney degh!)
Sampai kapan???
I'm not sure...
Sampai sekarang, I still believe...
That being gay is not a choice.
But, yes... it's a choice... to deny and live in a lie to please everyone else, but you...
Or,... to make peace with whatever you really are... and enjoy your life... live to it's fullest.
PS: For my friend over there...
My wish for your happiness... as always!!!
7 toyoran:
*gw berusaha mencoba mengumpulkan topik-topik yang bertebaran disana hingga menjadi satu kesatuan cerita yang gw coba untuk dimengerti*
dear, have u heard some of quote that usually told us about choosing the way of life?
"Hidup adalah pilihan"
yup, itu salah satunya... jadi, kalo menurut gw ketika seseorang berada dipersimpangan dan dia harus menentukan pilihan apakah harus straight atau harus gay, maka sah-sah aja buat dia untuk menentukan pilihan untuk jalan hidupnya... semuanya akan kembali kepada proses penentuan pilihan itu dan si pemilih harus siap untuk menerima semua resiko dari pilihan yang dia buat, dan kita harus selalu ingat bahwa resiko itu untuk dihadapi dan disikapi bukan untuk ditinggal lari....
jadi setiap harinya, tiap jamnya, tiap detiknya, kita akan selalu di hadapkan pada pilihan, dan kita adalah pengambil kepusan atas pilihan-pilihan yang kita hadapi untuk hidup kita, bukan orang lain....
"When exactly did they choose to be a heterosexual?"
ada berapa banyak org yg punya kemampuan kaya mama lorenz yg bisa baca masa depan? trus apa pentingnya memikirkan kapan waktu untuk memilih menjadi straight bagi kebanyakan org ketika kita sendiri ngga tau kapan waktu itu datang pada kita? dan kalaupun waktu itu tidak pernah datang, apakah kemudian kita menjadi org yg paling hina di dunia?
jadi menurut gw kalo temen gw sedang berada dalam proses memilih untuk menjadi straight, adalah tugas kita untuk memberi dukungan penuh dan tidak kemudian mencelanya ketika dia kalah atas pilihannya, karena kita juga ga tau akankah kita mampu bertahan diatas pilihan hidup....
as we know dear, kebahagiaan itu datangnya atas campur tangan Tuhan, jadi ngapain pusing2 mikir apakah kita akan bahagia jika begini, dan akankah kita bahagia jika begitu... yang bisa kita lakukan adalah Semoga Tuhan memberikan kebahagiaan atas setiap pilihan yang kita buat...
if u think that being gay is really not a choice then mari kita sama-sama berdiri dan berkata "menjadi gay adalah anugerah bagi kita semua"
tapi kita juga ngga lantas berpikiran picik atas orang yg mengatakan bahwa being gay/straight is a choice for every person
mikirin diri kita sendiri aja kok ngga ada abis-abisnya tu masalah, kalo memang ngga diminta ngapain juga mikirin org lain, ya ngga?
Correct Me If I'm Wrong...
NB : Saya terima tawarannya, Mau dong jadi adiknya kak... muuuach :D
Hmmm, aku sih tetep berpikir bahwa, memilih jadi straight itu oke-oke aja. Tapi, harus konsekuen... Ga boleh lagi selingkuh sama cowok. Sekali menetapkan pilihan, harus tetep teguh!
Oh oh oh... luar biasa... dan setuju banget dengan kata2 elo yang:
That being gay is not a choice.
But, yes... it's a choice... to deny and live in a lie to please everyone else, but you...
Or,... to make peace with whatever you really are... and enjoy your life... live to it's fullest.
Gw pernah beberapa kali bertemu dengan beberapa orang yang sudah menikah dan kemudian setelah hibernasi bertahun2... mulai mencari pacar lagi... lalu? entahlah...
Sin...ting!!! :)
Maksud saya dengan....
"When exactly did they choose to be a heterosexual?" (dicomot dari ryanverse.blogspot.com)
adalah... gini...
Sering kita (atau setidaknya saya) dengar, orang-orang (str8!) membahas tentang gay thing...
Sampe sekarang, masih banyak yag beranggapan... kalo menjadi gay adalah suatu pilihan.
Ummm... betulkah menjadi gay adalah pilihan???
kalo menurut saya, semua itu mereka "hipotesis"-kan, karena, sebetulnya mereka TIDAK TAHU...
Bila memang menjadi gay adalah suatu pilihan...
Saya tanya...
Emangnya "mereka" pernah, dalam satu fase kehidupannya...MEMILIH untuk menjadi str8???
I believe they didn't... they are str8 coz they were "created" as one...
Sebenernya, saya cuma ingin "sedikit" membuka "pemahaman" dan juga "curhat"... buat para str8 yang menganggap we (or me!) became a gay caused by a choice...
U may disagree with me...
Saya hanya manusia....bodoh pula! huhuhu
Zhou Yu!!!
Setubuh!!!
Tapi, biarlah apa yang orang-orang lakukan dengan kehidupannya masing2... saya tulis ini cuma sebagai wacana ajah kok,...
Tanpa niat menghakimi...
One thing for sure...
Everyone deserves to be happy!!!
Days....
Itulah, manusia...
Bukannya menghakimi yah, tapi... gitu deh!
Yah... people are what people are...
Pengen deh rasanya berkeluarga dan membuat masterpiece (bener ga seh nulisna??!) berupa junior-juniorwati yg lucu2 sehat dan berprestasi seperti bapaknya (he he.. yg terakhir boong dink :).
Kalo menurut saya being 'straight' or 'gay' itu memang pilihan koq, terlepas dari benar tidaknya atau bahagia meranakah kita (at least saya) dalam menjalani pilihan itu tadi. Pilihan tetaplah pilihan, dan konsekuensi yang mengikuti pilihan tersebut tetaplah hal yang harus dijalani. So, kalo ada 'teman' yang memutuskan untuk menikah (dgn wanita tentunya) pastinya ia telah memikirkan pilihan tersebut dgn baik, termasuk 'hasrat lama' maupun godaan2 yg mungkin muncul setelah menikah nanti. Bagaimana kehidupan ataupun cara hidup 'teman' yg telah menikah tadi nantinya yang menentukan ya dirinya sendiri, pilihannya akan berubah menjadi antara 'menjaga kesucian pernikahannya' atau 'selingkuh sana-sini dgn laki', dari pilihan tersebut akan muncul lg konsekuensi2 yg lain dan juga pilihan2 yg lain, dst dst..
Kalo saya boleh milih sih enakan milih dua2nya aja dech, kan enak bisa mencintai laki ma pere bersamaan, full of love deh hidup saya (maruk mode: on) :p
Post a Comment