March 28, 2009

Choice... bagian dua... (feat. Cong Nikah???)




*duduk manis... kaki disilangkan seanggun Riyo Mori... tangan kanan mulai... ngupil, yang kiri... garuk-garuk pantat!*

Jadi gini, jeung... (*bibir monyong-monyong-sok-seksi*)
Menindaklanjuti postingan saya sebelumnya, yang cukup menimbulkan kontroversi... yah... sebelas-dua belas lah sama kehebohan yang ditimbulkan waktu pacarnya Syulaif Jamilah itu ujug-ujug pengsan tanpa alasan (=which is...gak pentinnnggggg!!!)

Tentang pilihan...
Posting kemaren itu, sama sekali saya gak ada niat menilai, apalagi menghakimi orang-orang (para cong!) yang sudah atau berniat untuk "merubah" orientasi seksualnya menjadi straight... "normal"... seperti kebanyakan.
Walau saya kurang setuju, bila menjadi gay, berarti tidak normal.
Seperti yang pernah saya baca somewhere...
"Gay isn't abnormal... just, not common!"

Secara gag sengaja, kemaren sore... sambil mengunduh lagu2 (bokep juga! huhuhhhuu...).
Chat ama "mantan demenan" (sekarang??? agh... males ngejar2 orang yang ga mau dikejar!), ternyata pas banget obrolan kita nyentil-nyentil masalah "cong who gets married".

Cerita lah dia...
Baru aja mengunjungi PakLik-nya, dengan 3 orang anak yang manis... intinya sih... sebuah keluarga idaman type-type Keluarga Pak Rahmat (itu loh... sinetron TVRI jaman dulu...yang ada Ibu Subangun-nya... gila tuh sinetron, happening banget waktu itu... saingan ama Losmen dan Jendela Rumah Kita... untung waktu itu channel tivi masih cuma satu...jadi ga mungkin jadwalnya tabrakan, kalo kaya sekarang... semuanya di jadwal prime time (hayah!), bisa bingung saya milih yang mana... sama-sama cinta... *keliatan deh betapa banyak umur saya sekarang*... hihihih).

He asked me,...
"Dont you affraid for being a gay? For the rest of your life?"

"At present, maybe it's okay... But when u're getting old (*which is already am!*)... don't you affraid, bep?" (he called me bep... aghhh... kalo dulu, mungkin akan bikin saya mengawang-awang... sekarang... bep??? = bencong pengkolan???)

Me,...
"Affraid??? For getting old... be alone...and miserable?"

He,...
"Yeah,... Pernah mikir mau merit?

Me,...
"Merit??? kapsul diet itu??? agh... saya mah gak pernah percaya ama obat-obatan itu... mending olahraga yang rajin, ama diet..." (hihihihihi... jelas, ini cuma rekayasa!)
"Saya??? Nikah?... So far, belom terpikirkan! Walau babeh-emak selalu aja ngojok-ngojokin..."

He,...
"Kamu punya temen cewek yang "tahu"???"

Me,...
"Tahu...kalo saya cong?" "In real life... noone knows, specially my college best friend. Instead they always try to match-make me... nanya-nanya sekarang sedang pacaran ama siapa... sampe2, i wonder... how cud they don't know???"
"Tapi, di dunia maia... I do have female friends..." (best regards for MP-ers : nonnie, uchie, dhina, anggie,.... mala, alex, gun.... (eh???) hihihihi)

He,...
"Dulu, aku pernah punya cewek... sampe akhirnya dia tahu, tapi dia tetep mau nerima aku."

Me,...
"Nerima kamu... As her gay boyfriend???" "How could she?"

He,...
"Iyah, tapi dia bilang... aku jangan sampe ngelakuin ML ama laki, karena sekali aku ngelakuin...pasti akan keterusan..."
"Dan itu terbukti..."
"Sekarang setelah kita putus... aku jadi nyesel..."

Me,....
"Kamu masih sayang sama dia???"

He,...
"Iyah..."

Me,...
"Why don't you chase her, then...?"

He,...
"Ga bisa lagi... dia udah nikah sekarang..."

Me,...
"Are U TURNING straight?..."
He,...
"Let me finish my meal, before I got choke...hehehe"

Me,...
*waiting*.... (teruskan donlot lagu... juga bokepnya! kekekeke...)

He,...
"I'm not turning straight, just... aku mungkin bakal nikah, dan menafkahi istriku lahir batin..."

Me,...
"If U believe you can, so, why dont U do it..."
*fully support*
"Semangat!!!"

FYI, sengaja, saya gak tanya...
"Emang kamu bisa??? Ntar di atas kasur, ngapain??? Suit sampe ngantuk atau ngebahas infotainment dan sinetron tadi sore???" ...hihihi, atau...
"Bikin anaknya gimana??? Tunggu kamu "khilaf"...atau nunggu diperkosa sama istri kamu?"
...karena emang saya tahu... dulu dia pernah bilang kalo dia pernah "main" ama cewek... (give me one of the reasons... not to chase him anymore...).

Lanjut,...
He,...
"Mungkin ketika aku berumah tangga nanti, keinginan untuk sama laki masih ada... tapi, kaya orang-orang straight toh... yang harus meredam untuk melirik wanita lain kalo dia udah menikah"
"Jadi, aku akan berusaha keras untuk meredam keinginan untuk menyalurkan keinginan "itu" hanya dengan istriku"

Make sense sih... so simple juga keliatannya... kalo lagi "pengen", tinggal "serbu" tuh istri...
Tapi, dia lupa...
Marriage is a life time commitment.
Could he stay "straight-living-practice-but-totally-cong-repressed-inside" for the rest of his life?
Call me pessimist, dan tanpa niat mengecilkan niat "luhur"-nya.

But I do care.... somehow!!!

Beberapa kali saya temukan realita, cong yang statusnya sudah menikah, awalnya sih "terlihat" lempeng dan terlihat "sungguh-sungguh" berubah (istilahnya daysandminds, hibernasi), tapi, ... belakangan, tetep cari laki untuk pelampiasan... bahkan... mulai mencari pacar (laki!) juga.
Ada, seorang kenalan cong, yang pernah menikah, memiliki seorang putri... namun akhirnya, pisah juga...dan sekarang... sibuk ajah dengan pacar-pacar-nya (laki!).

Kalo menjadi gay berisiko "menyakiti" begitu banyak pihak... keluarga besar... teman-teman... bila mereka tidak bisa menerima kenyataan.
Tapi, dengan melarikan diri...dan memilih jalan "berlindung di balik topeng "pernikahan" yang "dipaksakan"... dan bukan gak mungkin akhirnya terbuka juga, lebih parah... kalo ketahuan sedang indehoy selingkuh ama laki... yang ngedapetin anak sendiri pula!... akan lebih sakit yang mana???

Once again... call me pessimist!

Bukan...saya mah ga berusaha mempengaruhi orang-orang (=cong) yang berniat, atau berpikir... bahwa "fake marriage" adalah sebuah solusi.
Saya sih ngedukung-dukung ajah, kalo ada cong yang ingin "memperbaiki" keadaan dengan menikah, karena tiap orang emang beda-beda...
Bukan mustahil juga, kalo ada, cong yang "berubah"... menikah... dan tetap teguh kukuh berlapis baja, mempertahankan rumah tangganya... dan "mungkin" berbahagia juga.
Kalo ditanya sebutkan satu ajah... pasti ga ada yang mau ngaku dong!!!

Sekali lagi... pilihan di tangan ada!
Dan seperti pemilu... cukup satu kali contreng ajah yah!!!!

Jangan udah nikah... tapi tetep ngelaba laki-laki juga.
Kalo gitu, saya gak kebagian duonx!!! huhuhu...

Oh, iya, satu segi positifnya lagi dari cong yang convert to straight... berkurangnya saingan saya untuk dapetin laki.... hihihihi...



PS: Kalo ditanya, "Dont you affraid for being gay??? Left all alone and miserable in the end???"
Hmmm...
"Aren't we all??? Even if we were straight???"

March 26, 2009

Choice...



Abis peputeran, menunaikan misi (hayah!)... dengan hasil kurang memuaskan!!! (bukan... ini bukan misi mencari laki untuk indehoy or so....!!!)

Belanja titipan orang, ga kerasa, rada ngerasa puyeng juga...
Ternyata emang dari pagi belom makan apa-apa.

Sambil nungguin cumi bakar, (iyaaaahhhh...genduuuudddd!!!! *hiks*)
Sms-an... ( di saat orang2 di Peradaban sana udah udah sibuk dengan BB-nya... saya juga iyah... tentu BB buat saya maksudnya adalah Bau Badan *garing*)

Cobain kontak salah seorang temen, nomernya yang bejibun itu ga ada satupun yang aktif.
Hmmm...
Terakhir kontak, waktu jaman2 valentine kapan bulan itu.
Masih biasa-biasa ajah... dia sedang indehoy, katanya ngerayain Val's day di Ibukota... (apaan sih itu???? *sinis*)
Dengan BF-nya, tentu saja.

Waktu kemaren ga bisa nyambung, curigesyen dunx...
Apa tu orang sedang cruising, or even honeymoon???
Setelah konfirmasi, dengan agen-agen cong yang tersebar di penjuru kota (*pret!!!*).
Ternyata bo'...
Tu orang ga ke mana-mana, cuma...

He's TURNING straight...

Whaaaaaaatttt????
Bikin frustrasi dan depresi deh... langsung ajah, robek baju...berlari sekencengnya... air mata bercucuran... hujan pun turun dengan derasnya... teriak ngondek, "TIDAAAAAKKKKK"!!!! hihihih....(*kaleeeeeee....*)

Gak kaget sih... cuma, ...
Oh, gitu ya?????

Konon, sekarang dia juga mulai "menjajaki" hubungan dengan cewek.
Hmmm...

Does it really happen?

Could we change our sexual preference just like a finger-snapping?
Like,... "Today I'm a gay..."
Then in the next morning...
"Okay,...I'm straight now... lets hunt for a chick or some... I'm so horneeeyyyy and, damn..., find me Ms.V!!!"....hiihihhih...

Then I think...
Just like what i'd read few times ago... di sini.
If being a gay was a choice...
"When exactly did they choose to be a heterosexual?"

Sedikit, kilas balik niy...
Pernah, duluuuuuuu... waktu masih dalam masa-masa "perjuangan" (baca = discomfort with my gayness).
Saya pun ikutan gabung satu milis... yang, anggotanya adalah para "mantan" cong (yang lebih nyaman menyebut cong/gay dengan istilah SSA a.k.a Same S*x Attraction)...atau cong yang sedang dalam masa "perubahan" or at least... have a thought for changing his sexual preference... tentu saja, menjadi "normal (or so!)".

Waktu itu, sedikit banyak, yang saya dapat adalah... tentang pengorbanan.
Adalah sebuah pengorbanan, demi mendapatkan "sesuatu" yang diyakini akan mendatangkan "kebahagiaan yang sesungguhnya" pada akhirnya.

Mungkin kalo saya sebutkan "pengorbanan"... para member milis tersebut akan protes...
tapi, saya tidak bisa menemukan padanan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan.

Menekan "keinginan" yang timbul setiap melihat makhluk indah berwujud pria, alih-alih bertindak "bitchy"... mengerahkan gaydar hingga ke tingkat paling optimal (*ngomong opo toh!!!*)... beri sedikit isyarat... and so on, hingga usai sebuah "hasrat". (Itu kasarannya loh ya.... kalo saya? boro-boro kasih isyarat.... huwaaaaaa....!!!! *coward*)
Berusaha mencari pemahaman, bahwa yang dirasakan adalah sebuah "kesalahan"... entah hasil perbuatan siapa.
Atau setidaknya sebuah "cobaan".
Akhirnya, bila benak dan jiwa sudah meyakini "kesalahan" itu... hingga timbul semangat untuk "berubah" ke arah yang "benar".
Atau, sedikitnya, menjauhi "kesalahan" dan "cobaan" itu.

Beberapa anggota bahkan akhirnya "sukses" dan menemukan pendamping hidup (perempuan pastinya).
Hingga seringkali, dianggap sebagai panutan dengan "succes story"-nya.

Yah,... dulu saya sedikit tertarik dengan "kemungkinan" lepas dari "kutukan" ini.
Impian suatu hari, menemukan istri dari surga, membina rumah tangga, berkembang biak dan beranak pinak...
Tuntaskan tugas Bapak-Ibu saya mendidik anak satu ini.
And finally, hapily ever after for everyone.
A conventional happiness.

Tapi, perjalanan waktu menggoyahkan niat saya untuk menjadi orang "normal".
Dan hasilnya... ya seperti sekarang ini.
Cong satu yang (pernah!) ngegym tiap hari demi dapetin body-shape yang "to die for".
Yang pernah binal dengan petualangan ONS di tempat-tempat yang tak terduga...hihihih
Yang lalu, jatuh cinta... dan terluka...
Hingga akhirnya, menjauh (sebentar!) dari peradaban dengan misi "mulia, dan melakukan hibernasi dari segala semua itu.... dan menumpuk lemak...gyaaaaaa!!!!

Tidak bermaksud menyalahkan apa yang temen saya lakukan, toh itu hidupnya juga...

Hanya, kalo saya pribadi, berpikir...
Menjadi cong yang "memilih kembali"... terlalu berisiko... dengan taruhan yang begitu besar...
Karena, menjadi gay tidak pernah menjadi sebuah pilihan buat saya.

Bisa aja sih, saya lalu mengatakan cinta pada seorang wanita... kandidatnya juga udah ada... itu tuh... temen cewek seprofesi yang ga mudheng-mudheng itu... sampe sekarang... masih juga suka "perhatian" sama saya... (ironis yah!!!).
Lalu menikah...
Udah sampe situ doang....
Bikin anaknya??? Mau gak pake proses bayi tabung ajah...hihihihihhi

Emang sih, terlalu picik kalo rumah tangga hanya dinilai dengan s*x ajah, since there are so many things involved...
But, no one can deny that "it's" one of the HUGHEST thing in a marriage.

I could choose to live a "lie" by pretending that I was a straight person.
But, who am I lying to?
Beside...
Yes, maybe I cud make everyone happy by "turning" straight.
My parents wud be so glad to know that their duty have finished on me.
My wife wud be flying so high to have a husband like me... (woooohhhoooo... plakkk!!!.... sadar euyyyy!!!!).

But, what about me???
Yes, I cud pretend as well... to be as happy as them.

But... WILL I...be (really) happy???

Since, until now... my happines in my dreams wud be, meeting my prince...soooo not a princess.
The one who love me as what i really am.
Someone... whom I can steal a kiss or two from.
Just, someone...to watch over me... (*mulai menye-menye degh!*)

Buktinya, kemaren waktu ngurus administrasi di Ibukota Kabupaten yang ga berlistrik itu...
Waktu sanyo (ooopsss...merk!) gak nyala, jadi kudu nimba air...
Di bibir sumur... mendendang... "Someday...my prince will come..." , berasa Puteri Salju ajah... xixixixix (kalo ga mudheng, nonton dulu kartun "Snow White and Seven Dwarfs" keluaran Disney degh!)

Sampai kapan???
I'm not sure...

Sampai sekarang, I still believe...
That being gay is not a choice.
But, yes... it's a choice... to deny and live in a lie to please everyone else, but you...
Or,... to make peace with whatever you really are... and enjoy your life... live to it's fullest.




PS: For my friend over there...
My wish for your happiness... as always!!!

March 22, 2009

TAIKO

Judul buku : TAIKO
Penulis : EIJI YOSHIKAWA
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 1142 halaman
Harga : 130k-an
Nilai : 5/5








Start from now on... just CALL ME MONKEY!!!

Oke...
Sadar-ga-sadar, dari dulu, saya ga keberatan kalo ada yang panggil saya "Monyet...!!!"
Bahkan, pernah bikin akun di salah satu situs dengan id "drunky monkey"... yang sekarang udah almarhum karena ga pernah login lagi!
Sekarang pun password di imel dan macem-macem akun, mengandung kata monyet... (silakan ditebak!)

Salah seorang teman di dunia maia, cong juga (well...bi tepatnya...merit bo'!), dokter juga, tiap YMan... teguran pertama... alih-alih..."Hi!"... we yelled "Nyetttttttttt!!!" to each other... and it's just fine!!!

Eghhh...begitu baca ni buku, I really don't mind... to be called "Monyeeeettttt!!!"

Kenapa egh... kenapa????
Karena egh...karena... (tetep... dengan iringan lagu dan geal-geol a la Soneta!)

Baca buku setebal lebih dari 1100 ini, bikin saya sedikit banyak terinspirasi dari cerita...tentang menggapai sebuah impian...
Bahwa tak ada yang tak mungkin....

Hiyoshi... seorang anak jepang, dari kalangan rakyat jelata... dengan panggilan monyet...

Perjalanan hidup-nya dari seorang yang "bukan apa-apa" hingga menjadi penguasa negeri Jepang... seorang Taiko...
Berawal hanya sebagai seorang pesuruh... pembawa sendal... tapi, dengan kegigihan...dan "NASIB BAIK"... hingga menjadi seorang yang bisa menyatukan seluruh Jepang dan membawa Jepang ke masa keemasan.

Membaca buku karangan Eiji Yoshikawa ini, buat saya, harus dalam keadaan konsentrasi...
Mengingat... begitu banyak nama tokoh yang diceritakan.
Saking banyaknya... kalo disuruh nyebutin satu-per satu... saya sendiri lupa!!!!

Tokoh utamanya ajah... Hiyoshi... ga kurang dari tiga kali berganti nama, seiring dengan "peningkatan-jabatan"-nya...

Penceritaan yang cukup mendetail... bahkan hampir tiap tokoh yang muncul... sedikit banyak diceritain latar-belakangnya...
Pertempuran demi pertempuran... intrik, dan gambaran watak tokoh-tokohnya digambarkan cukup panjang lebar.

Dari awal, ada tiga tokoh yang cukup menonjol...selain Hiyoshi sang tokoh utama, ada Oda Nobunaga, juga Tokugawa Ieyasu.
Tiga "orang besar" dengan perbadaan karakter...

Sebelumnya, saya kira kisah Hiyoshi ini adalah fiksi karangan Eiji Yoshikawa...
Setelah Wiki-ing, ternyata Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh nyata yang pernah hidup jaman baheula di Jepang...

Sehingga, makin kagumlah saya ama Yoshikawa-san yang telah menggambarkan "sejarah" (?) sedetail ini.

Sebenernya dari dulu, saya udah pengin aja baca buku ini... mengingat saya begitu jatuh cinta ama Musashi (sekarang bukunya ilang....huwaaaaaaaa!!!!! Sebbellll!!!) tapi, liat buku setebel batako ini... belum, dengan font sekecil itu... (pun, dengan harga segitu bisa beli dua buku... *kere mode : on*), jadilah keinginan itu selalu tertunda.

Egh... secara saya berangkat PTT...
Dan saya tau, ga bakalan bisa nemu toko buku... (boro-boro... mo nyari kertas buat bungkus puyer aja ga ada...jadilah, saya bungkus puyer pake kertas dari buku... hehehe... boros sih...tapi yang penting jadi!!! hayooo...ada yang mau protes????)
Begitu berangkat PTT, sehari di Jakarta kemaren... beli Buku di Gramed Plaza Semanggi.

Bener aja... buku ini jadi salah satu "pacar" saya yang selalu nemenin waktu luang saya (yang sedikiiittt itu!!!)... pun, selalu siap jadi "body guard" saya (iyah... ada yang mau macem-macem.... mau saya lempar pake ni buku????) heheh...

Akhirnya...setelah "digauli" selama hampir enam bulan... ni buku kelar juga.... fyuhhh... whhata great sort of journey...

Baca buku ini, sedikit banyak...saya jadi belajar...kudu semangat...
Dan, ga ada yang ga mungkin!!!!!

Dan semua butuh proses...
Yep, all these pain... I'm sure gonna be sweet in the last! Ammiiin!!!

Begitulah....PusKesMas...!!!!



Huweeeeiiittsss....
Udah sebulan lebih ga posting... bikin gatel...!!! (*garukin dong bang!!!!*)

Setelah, menempuh 17 jam (!!!) perjalanan di atas Kapal... goyang-goyang... puyeeennngggg... ni aja kalo meremin mata, masih kerasa goyangannya.... itu aja masih untung bukan musim ombak... coba kalo ombak ikutan menggoyang,... mungkin saya bakal bolak-balik muntah... dan dikirain hamil... (iyaaahhhhh...saya tambah 'ndud!!! hiks!!!!), bisa bingung saya kalo ditanya siapa yang harus bertanggung jawab (*lebay dan garing!!!!*).

Saya mau cerita....lebih tepatnya... uneg-uneg... dan jeritan hati (* terlihat sedikit cong (ngondek!) bukan! -ting!-*).

Sebut namanya Umar...
Seorang pelajar SMU, umurnya baru 16 tahun... perawakan biasa ajah...
Salah seorang penduduk yang selalu mengucap salam dengan senyuman ramah tiap kali berpapasan.
Bukan... he's not a cong!!!...I'm not telling you "that kind" of story kok!
Gini,...
Sejak hari kedua (kalo ga salah!) saya menginjakkan kaki di tempat saya tugas itu...
Dia udah dateng ke rumah... minta diperiksa,...
Singkatnya... dia batuk lama dengan riwayat pernah keluar sedikit bercak darah...
Secara, gag ada petugas medis yang jaga, ya udah... cuma bisa beli obat-obat di warung...

Orang umum aja pasti curiga... it's not a common thing to have bleeding cough!
Dugaan saya... TB Paru...

Waktu itu, saya belom melongok keadaan Obat di puskesmas...
Tapi, berdasar "Pembekalan" di Dinas Kesehatan Propinsi, sedikit banyak saya optimis... terapi di Puskesmas tersedia... gratis pula!!!
Secara, emang setahu saya, pemberantasan penyakit TB menjadi salah satu program pemerintah yang sedang gencar-gencarnya digalakkan.
Iklannya Tukul itu loh!!!!

Saya besarkan hatinya, untuk berangkat ke Puskesmas besok paginya untuk ambil obat.
Toh, Puskesmas - SMA hanya bersebelahan.

Seperti udah bisa diduga toh...
Boro-boro obat program penyakit TB yang 1 paket untuk pengobatan selama 6 bulan itu. Lah wong obat-obatan dasar aja... ala kadarnya banget...
Emang sih, secara protap, bila pasien baru menunjukkan gejala... ga bisa langsung di"tembak" (awww!!!) pake obat-obatan "khusus" TB itu.
Jadilah, dia hanya saya beri obat-obatan simptomatis, sebagai obat "coba-coba".
Dengan tambahan antibiotik yang ala kadarnya itu.

Ya, emang... keluhan hanya berkurang sedikit...
Begitu obat habis, kembalilah dia...
Lagi-lagi saya hanya bisa memberi obat yang sama... dengan sedikit penjelasan, dan arahan untuk memeriksakan diri ke instansi yang lebih "lengkap".
Jadi, bisa sekalian dilakukan segala proses pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa, demi mengetahui penyebab penyakit dan kemudian diberi terapi yang sesuai.

Tapi, gimana cong!!!! (*menggerutu ngondek ala Palu Butung - kontestan Be a Man - hihhihi*)
Untuk berangkat ke RS terdekat... kudu naek speed-boat, gak kurang 250 ribu perak cuma buat ongkos transport... belom kalo harus diperiksa ini-itu... periksa dahak lah... rontgen lah... belom kalo kudu rawat inap... pun, ga mungkin dia berangkat sendirian.

Serba salah....
Sedikit banyak... I felt kinda useless...

And it was hurt.....!!!!

Sedikit harapan, ketika Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten datang, waktu berita wabah diare itu (akhirnya!) terdengar oleh Dinas...
Diadakan pengobatan massal...

Saya, sedikit bergembira... dengan harapan, mungkin bawa obat-obatan untuk mengisi stok yang banyak kekurangan itu.

Weeee.... lah, kok ya, bawanya cuma obat-obatan yang di Puskesmas masih cukup persediaannya...

Mau protes, ya mau gimana...lah wong tu orang-orang juga kan ga mungkin mau balik lagi ke kabupaten. Pun, belum tentu persediaan di gudang obat ada.

Kembali, saya "mengecewakan" pasien saya, si Umar itu...

Pernah ketika saya "mengadu" ke Dinas" waktu saya meninggalkan Puskesmas sekitar bulan Desember itu.
Saya laporan, di Puskesmas, banyak obat-obatan yang kehabisan...
Weee... lah kok waktu Ibu Ka.Puskes ngadep Dinas, laporan saya malah di"mentah"kan... dia bilang, masih banyak!!!!

Saya sempet kecewa berat,
"Kenapa, eh kenapa????"
"Karena, eh karena...." (*jangan lupa geolannya!*)
Bisa-bisa orang-orang Dinas menyangka saya cuma "mengarang" alasan palsu untuk meninggalkan tempat tugas... (belom lagi... Ibu Ka.Puskes itu mana pernah ada di tempat tugas!!!! arrrgggggghhhhhh!!!!)

Mau, marah... kok, gak nyeni deh...
Saya mutung... langsung cabut ke Ibukota propinsi...ambil gaji dan segala macem masalah administrasi... (juga mencoba mem-"binal"...tapi gagal total!!!! huhuhuhuh...).

Beberapa minggu berlalu,...
Sekembali ke tempat tugas, sesekali ketemu di jalan... di sekolahan... atau sepulang Jum'atan...
Sekedar "basa-basi"...saya selalu tanya gimana batuknya.
Jawabnya, selalu aja masih ada... dia pun selalu bertanya, kapan obat datang...

Menurut info, persediaan obat selama satu tahun akan dateng.
Saya hanya bisa berharap (tak banyak!!! karena selalu saja kecewa!) dan memberinya advis untuk jaga makan... kudu banyak... biar daya tahan tubuh meningkat... semoga, penyakit tidak "menggerogoti"-nya lebih cepat...

Bener ajah... Obat dateng... Banyyyaaaaakkkkkk bangettt.... Hampir setengah gudang penuh.



Tapiiiiiii....
Paracetamol lagi.... Antalgine lagi.... Amoxicillin lagi.... CTM lagi.... Vitamin-vitamin lagi dan obat-obatan yang stoknya ajah masih numpuk.
Dan lucunya.... dan bikin saya (sumpah!) bingung... obat-obatan "penting", seperti obat-obatan darah tinggi... lah kok cuman dikasih 1 box captopril n satu botol Hct... wew... itu untuk stok satu tahun????? kaya, dosis pemberian cukup satu tablet untuk satu bulan????
OTAKNYA ITU LOH, PIYE TOH???!!!!!!!! *hihihihhi*

Kembali ke Umar...
Setelah beberpa kali "dikecewakan"... mungkin dia udah ga terlalu berharap banyak.
Bukan... sikapnya tetap ramah dan bersahabat... toh, dia mengerti... wewenang saya begitu "kecil"... (saking kecilnya... semua yang saya kerjain...somehow, I feel... ga dianggap apa-apa oleh orang-orang dinas itu! - curi-curi curhat mode : on - ).

Sampai suatu waktu di pertengahan bulan Januari.
Sore-sore selepas maghrib... gelap, giliran listrik malam itu gag nyala.
Saya dipanggil.
Ada pasien muntah darah...

Waksssss!!!
Muntah darah?????
Pikiran saya udah langsung ngawang-ngawang (*lebay!*), pasti pasiennya orang udah tua... dengan riwayat keluhan lambung kronis atau bahkan sirosis hari.
Begitu sampai ke rumah... lah kok si Umar!!!! sedang tegeletak...
Ohhhhh, baru jelas... yang dimaksud muntah darah... ya Batuk Darah itu... karena banyaknya... keluar dari mulut... seperti muntah...

Yup, darah segar "tersemprot" ke atas bantal... saya dikasih unjuk...

Dari pemeriksaan, masih kuat sih... tapi, gimanapun... ga bisa ditahan lagi...
Saya cuma kasih apa yang ada...dengan sedikit "memaksa", besok kalo ada speed, harus berangkat ke RS... atau...bisa gawat.
Tega-gak-tega saya bilang sama bapaknya.

Sebagai perawatan, "etok-etok"... saya cuma bisa infus seadanya , tambah vitamin... ekspektoran, dan antibiotik yang itu-itu lagi.

Waktu pasang infus...
Sempat, saya lihat... those tears felt down from his eyes.... Jelas, bukan karena sakit nahan jarum infus yang saya tusuk.

And, somehow.... again, that useless feeling... suddenly apearred...

It was hurting me just as bad...

Besoknya, Umar dan Ayah...berangkat... dan saya lihat sang bapak kelimpungan keliling kampung cari "pinjaman".

Sebelum saya berangkat ini, karena masa tugas saya sudah selesai untuk periode sekarang, Umar kembali... lebih baik... dan benar, dari pemeriksaan, Positif TB Paru.

Selesai????
Belum...ternyata... dokter2 di Rumah Sakit itu... memulangkan Umar, dengan bekal obat "hanya" untuk 2 minggu...dengan pesan...
"Besok kalo udah habis, minta obat gratis di PusKesMas ya...!!!!"
GUBRAGGGGGG!!!

Padahal di dalam surat Rujukan yang saya titipkan... jelas-jelas saya kasih keterangan, di PusKesMas tidak tersedia obat-obatan untuk terapi TB!!!!
PIYEEEEE TOOOOOOOOOOOOHHHHH!!!!

NI saya pergi, cuma bisa titip resep untuk dia tebus kalo obatnya sudah habis.
Dan sempat, saya mengusahakan supaya obat-obatan Program untuk secepatnya dikirim.
Waktu lapor sama Ibu Ka Dinas Kesehatan...
Responnya, lah kok malah seolah-olah adalah kesalahan saya kalo sampe obat-obatan TB ga ada di Puskesmas.
Ngomongnya itu loh nyelekit banget....
Kalo aja dia laki, masih seger buger (bukan ibu-ibu berusia yang seharusnya sudah pensiun!), pengin aja saya tampar (*dengan gemulai* hihihih).
I just couldn't do anything, anymore...
Selain, menggerutu.... ya seperti yang saya tulis sekarang ini...


Igh.... udah kepanjangan...
Pasti bikin males yang baca... heheh...




PS: Mungkin harusnya Ga cukup cuma PusKesMas... tapi PusKesMasMisMeSMuSMoS (=Pusat Kesehatan Masyarakat Miskin, Melayani Seadanya, Mudah-mudahan Sembuh... kalo nggak...Modar Siah!!!!)...
Hallo!!!! Para pejabat-pejabat (yang meng-klaim keberhasilan pembangunan???) yang lagi kampanye nun jauh di sana... APA KABAR????